Wednesday, April 7, 2021

Dewi Akan Menjadi Dewi Yuliana Yang Sama, Seperti Pertama Kali Sampai Terakhir Kali.

 Sesuatu yang ngga pernah aku sadarin, akhirnya membawaku pada aku.

    Udah lama banget aku ngga nulis buat di ekspos di blog, padahal sebenernya ada 10 draft  lebih yang ada di blog cuma belum bisa mikir buat ngelanjutin sampe akhirnya belum jadi juga di upload. Entah ngga tau kenapa energi buat maksain nulis udah banyak berkurang. Aku yang dulu-dulu sering nulis apapun, sekarang udah ngga terlalu mau. Dulu padahal rajin banget nyusun kata-kata buat disambungin aneka bahan buat puisi, sajak atau sekedar tulisan biasa aja.

    Dulu mungkin karena aku suka nulis, banyak temen yang bilang aku jago bikin kata-kata, haha kan lucu. Ya jujur sih ngga tau kenapa menggunakan kata lebih terlihat ekspresif jadi suka aja emosi disana. Tapi sekarang nulis malah jarang aku lakuin kecuali emang hal-hal penting yang pengen aku tulis. Aku udah ngga suka basa-basi dalam tulisan seperti dulu. Sekarang malah lebih pengen jadi manusia yang lebih simple dan ngga usah blunder. Karena kekalutanku menjadi dewasa justru malah memahami banyak hal dari berbagai sisi dengan lebih sederhana ya lewat rasa dan pikiran, menulis malah menjadi sesuau yang rumit kadang-kadang. Aku bisa merasa dan berpikir banyak hal tapi ketika mencoba untuk menuliskan semuanya hilang dalam sekali usap.

    Tapi hal-hal itu yang tanpa disengaja akhirnya aku tumbuh menjadi sesorang yang aku mau bukan orang lain mau setelah lebih sering berbicara sama diri sendiri.

    Aku sekarang lebih ke bodo amat pada banyak hal, tapi tidak akan pernah menghilangkan sisi peduli. Aku masih ingin menjadi Dewi yang sama dalam memahami orang lain, merasakan dan hidup dalam sisi orang lain. Mungkin itu sesuatu yang ingin aku pertahankan sampai kapanpun. Mungkin suatu saat aku berubah menjadi seseorang yang lain tapi Dewi yang diajak cerita akan tetap sama asyiknya dengan Dewi yang pertama kali teman-temanku kenal.

    Karena tanpa aku sadari teman-temanku menganggapku berarti pada hal itu, padahal aku memang hanya mengobrol dalam setiap pembicaraan, ternyata teman-temanku tidak mengira begitu. Mereka begitu merasa berarti dalam obrolan bersamaku, mereka lebih mengenal dirinya sendiri dan menghargai setiap proses hidup mereka saat menceritakannya padaku. Aku tidak pernah mengira aku bisa melakukan itu pada orang lain. Setiap bersama mereka aku hanya mencoba memahami permasalahan dengan menjadi mereka, justru aku tidak pernah merasa aku melakukan banyak hal untuk orang lain tapi ternyata itu malah membantu mereka. Hanya dengan mendengar dan merasai mereka.

    Untuk teman-temanku yang kelak akan membaca ini, mungkin ini sebagian besar yang akhirnya menyadarkan aku untuk tetap menjadi seperti ini ketika bersama kalian suatu hari nanti di kesempatan berbeda. Mungkin aku yakin suatu saat aku akan berubah entah hal apa yang akan merubah diriku semoga itu tetaplah hal yang positif dan baik. Tapi aku akan berusaha menepati janji untuk menjadi Dewi yang biasanya saat bersama kalian. Terima kasih telah membuatku sadar untuk menghargai apa itu yang aku bisa.


Aku tidak pernah menyangka tulisanku yang membingungkan dibaca begitu serius oleh orang lain, terima kasih.


Aku tidak pernah menyangka pemikiran-pemikiranku yang akhirnya malah menjadi plan yang kacau justru begitu memotivasi orang lain. Terim kasih



Aku tidak pernah menyangka, kehadiranku yang aku pikir hanya lewat di kehidupan orang lain ternyata begitu berarti dan membuat mereka begitu kuat dan percaya diri mampu melakukannya. Terima kasih.


Aku tidak pernah menyangka, sesuatu yang aku dengarkan dengan serius dan menjadi seolah-olah  mereka begitu dirasa nyaman oleh orang lain. Terima kasih.


Aku tidak pernah menyangka, obrolanku yang sederhana, receh dan kadang tidak jelas arahnya begitu disukai dan membuat orang lain nyaman dan malah mengartikan lebih. (Maaf yaa, ini hasil curcol karena ada yang menganggap lebih). Terima kasih


Aku tidak pernah menyangka bahwa ketika aku mengobrol dengan orang asing maupun temanku sendiri aku terlihat begitu ramah dan bisa menyambung di topik manapun. Aku yang hanya berusaha menghargai mereka dan membuat mereka percaya diri ketika bercerita justru membuat orang lain ndak merasa kecil untuk cerita hal apapun dan merasa hadirnya berarti. Terima kasih yaa.

Aku akan selalu mengingat itu semua.

     Terima kasih sudah percaya padaku, aku akan berusaha menjaga kepercayaan itu sampai kapanpun. Terima kasih sudah mengingatkan untuk tetap menjadi aku.  Dewi Yuliana akan tetap menjadi Dewi Yuliana yang sama seperti biasanya saat bersama kalian.


Jakarta, 07 April 2021. (Rinduku Yang Dalam Untuk Kalian yang mengenalku)

Friday, March 19, 2021

Bahagia Itu Tanggung Jawab Sendiri


Kata banyak orang hidup memang persoalan rumit
Bukan sekedar kata tapi harus selalu punya makna
Baginya yang mudah menyerah bahkan bisa hancur; remuk
Baginya yang kuat akan bertahan meski berkorban badan dan tangisan
Sungguh kau harus memilihnya sendiri

Mungkin memang benar hidup sudah dijamin
Allah sendiri yang berjanji menjaminnya bagi semua makhluk
Tapi jangan salah mengartikan
Bukan berarti semua kita pasrahkan begitu saja
Hidup kita hanya terjamin selama masih waktunya

Bukan berarti di dalamnya kita pasrahkan,
Bahagia tetap jadi tanggung jawab sendiri
Caramu menentukannya adalah kuncimu tetap hidup
Cara melihat kadarnya tidak harus membandingkan dengan orang lain
Semua punya jalannya untuk bahagia, untuk tetap hidup

Bagimu yang berstandar kekayaan kunci bahagia, berusaha keraslah untuk mendapatnya
Bagimu yang berstandar waktu kunci bahagia, manfaatkan dia sebaik mungkin
Bagimu yang berstandar cinta kunci bahagia, muliakan dia yang bersamamu memberi cinta
Dan bagimu yang berstandar lain berusaha keraslah untuk itu
Bagaimanapun caramu bahagia tetaplah tanggung jawab masing-masing

Tenanglah, apa yang terjadi hari ini
Esok pasti akan berlalu
Selalu ada hari-hari baru
Sekalipun kamu jatuh dan susah bangun, dunia tetap berjalan seperti kenyataannya
Tak sedikitpun dunia akan melihatmu
Karenanya Allah menjaminnya tetap berjalan, tetap hidup sesuai waktunya.
Makanya tolong bertahanlah ...
Dan untukmu tetaplah bahagia yaa :)


Salam,
Jakarta 19 Maret 2021
Deyuna

Tuesday, October 20, 2020

Uang Lima Ribu dan Bapak Pemberi Udaraku

 Jakarta, 20 Oktober 2020.


Kemarin sore setelah melewati hari yang panjang di kantor, akhirnya waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB dan ya jamnya untuk pulang. Ayyeey! Sesuatu yang memang sangat ditunggu-tunggu karena memang ketika lelah di kantor rebahan dan pulang adalah nikmat setelahnya.

Sore itu aku bergegas untuk absen dan menuju motor kesayanganku yaitu Bobo yang telah menemaniku 5 bulan terakhir. Ya Alhamdulillah motor hasil peluh sendiri. Saat perjalanan pulang aku menyadari bahwa ada yang aneh dengan kedua banku, ketika berjalan terasa sangat berat dan oleng di jalan yang berlobang atau tidak rata. Ya benar saja ternyata banku kempes sekali dan aku berfikir mungkin saja bocor.

Aku berusaha berjalan pelan sambil mengingat dan memandang sekitar jalan, dimana bisa kutemui bengkel atau sekedar tempat mengisi angin. Aku tetap menjaga keseimbangan motor sambil terus berjalan pelan, sampai akhirnya pertengahan perjalananku aku menemukan bengkel kecil di pinggir jalan. Tanpa atap dan hanya sekedar gerobak kecil lengkap dengan pengisi angin. 

Aku mengambil sen kanan dan pelan berhenti tepat di depan Bapak tua dimana beliau adalah pemilik bengkel kecil itu. "Pak minta tolong isi udara ya." Sapaku pada bapak itu mengawali. "Oke Mba, sebelah mana ya?" Tanya bapak itu. "Dua-duanya ya Pak" Jawab saya. Saya memandang si Bapak sambil melihat isi dompet saya. Ya ternyata uang cash saya hanya tersisa 24 ribu saja, dalam hati sambil berpikir saya bilang 'kasih berapa ya, biasanya satu ban 1500 atau 2000 saja otomatis paling tidak 4000 saja. Nanti masih harus beli untuk buka.' Ya karena kemarin adalah hari senin jadi saya harus persiapan untuk beli makanan untuk berbuka dan dimana lagi saya bisa menemukan ATM terdekat. Saya sangat banyak berpikir sampai akhirnya si Bapak selesai mengisi dua ban saya, dan dengan bismillah saya niat serahkan uang 5000 tanpa apapun. Dan mengatakan terima kasih sudah mengisi kedua ban saya.

Sampai akhirnya saya melihat ekspresi luarbiasa menyentuh saya, Bapak tua tadi terlihat begitu sangat bersyukur. Bahkan dengan takut-takut menatap saya seperti tidak percaya. Saya kemudian kembali mengendari motor saya dan melihat keadaan kanan dan kiri karena saya akan menyeberang. Bapak itu mengikuti saya bahkan dan membantu menyeberangkan saya. Sungguh luarbiasa sesuatu yang sederhana tapi membuat saya begitu tertampar.

Astaghfirullah betapa menyesalnya saya karena telah terlalu berpikir hanya sekedar untuk memberi lebih pada Bapak itu hanya karena saya hanya sedikit memegang cash dan memerlukannya untuk berbuka. Betapa sungguh kejadian itu membuat saya haru dalam sepanjang perjalanan pulang.

Saya merasakan betapa berharganya uang 5000 tadi bagi orang lain. Sesuatu yang mungkin orang lain harapkan dari pagi untuk sekedar makan untuk sehari. Sesuatu yang mungkin dapat mengisi hari ini untuk sehari besok. Astaghfirullah saya merutuki diri saya sendiri.

Perlakuan bapak yang begitu istimewa itu akan selalu menjadi pengingat saya. Sesuatu yang kamu anggap biasa akan begitu berarti untuk orang lain.

Sampai akhirnya saya ingat perkataan seseorang dalam sebuah tulisan yang saya ingat begini kiranya :

"Jangan pernah menawar dan takut memberi lebih pada pedagang kecil, karena sesungguhnya mereka bekerja untuk menyambung hidup. Bukan lagi berpikir mencari keuntungan atau memeperkaya diri."

Deggg sesuatu yang luarbiasa untuk selalu saya ingat dalam setiap perjalanan hidup saya.

Sore itu berakhir dengan nikmat yang luarbiasa.

Sekian :)


Salam, ciao


Deyuna

Wednesday, July 1, 2020

Sejatiku, Tentangmu



Aromanya tak mudah terusir
Semerbak mewangi ruang tak kasat mata
Semakin tercium mabuk lah kepayang
Dibiarkan saja menjelma sesosok kamu

Kamu yang selalu begitu
Harum bagi siapa saja
Membiarkan banyak rasa menjadi terbiasa
Akan damba hadir sejatinya dirimu

Aku ingin banyak bertanya
Bagaimanakah aku dan dirimu?
Kenapa selalu saja seyakin ini
Ah kamu memang penuh teka-teki
Membiarkan aku kebingungan akan jawaban
Pada mereka kuceritakan dan tak kutemui dukungan
Tapi biarkan aku dengan kejujuran
Harapku tak pernah lepas akan kuasa Tuhan,  tentangmu
Denganmu aku jatuh
Denganmu aku tumbuh.

JKT 28 November 18 (Iyaa, kamu!)



Sumber : gambar-foto-wallpaper.blogspot.com