Thursday, April 18, 2019

Embuh



Siang ini panas, kering
Seperti jiwa masing-masing
Dalam waktu yang semakin kesini
Diam dan banyak berkata
Tanpa berpikir bagaimana bertindak

Semuanya berlaku seperti hakim
Benar salah milik perorangan
Kelamaan bagaimana?
Egoisme adalah kemenangan
Yang tidak sama adalah salah

Kok seperti itu?
Nanti bisa-bisa semua berlaku benar
Mudah menghakimi
Tanpa mau mengerti
Semua bisa jadi penjahat

Mencuri apa saja bisa
Kalo ketahuan, cukup bilang benar
Dan cukup semua selesai
Akhir akhir pun pasti
Begitulah tersebut benar.

Jakarta, 18042019

Wednesday, March 27, 2019

Kebaikan Itu Ada Dimana-mana

"Selalu percaya saja dimanapun pasti ada orang baik, jika belum menemukan jadilah salah satu diantaranya."

Kata-kata itu yang tanpa sengaja menjadi noted untuk diri saya sendiri, bahwasanya dimanapun Alhamdulillah Allah selalu mempertemukan saya dengan orang-orang yang luarbiasa baik.

Perjalanan yang begitu panjang, memaksa saya atau bahkan setiap orang tentu harus terus berjalan juga. Karena waktu pastinya nggak akan pernah mau menunggu kita untuk sekedar istirahat bahkan hanya 5 menit saja.
Dari setiap perjalanan saya berusaha memahami banyak hal bahwasanya benar apa yang dikatakan Ghea sahabat saya
"Manusia sebagaimana kita memandang."

Ingat saja bahwa kebaikan itu ada dan tak pernah hilang.






Sunday, March 24, 2019

Terbanglah Tinggi, Nak. Akankah Kamu Kembali?

Terbanglah Tinggi, Nak. Akankah Kamu Kembali?


Semalam aku teringat, segelincir kata yang mungkin pernah membuatku sedikit tersentuh. Terbayang sosok yang mungkin bertambah menua berkenannya aku yang tumbuh dewasa.
Ku ulum senyum merekah, untuk membuat suasana menjadi indah. Terdengar lagu yang cukup asing namun membuat sedikit candu.
Perkataan itu layaknya sebuah kasih, ikhlas tulus tak meminta balas.
Ingatlah nak, kehidupan sebuah burung layaknya perjuangan itu.

Ku coba merangkai, sampai sempat membuatku tersendu. 
Burung, ibu burung lebih tepatnya. Keputusannya begitu tegas, memberikan kehidupan dunia anaknya, memberikan kesempatan benihnya tumbuh dan berkembang di dunia yang keras.
“Aku akan berusaha keras, agar kamu menikmati nyata dunia nak.” Dengan tegasnya ibu burung berucap. Setelah menyadari benih itu sudah dalam tubuhnya, betapa dia berjuang keras terbang menembus ribuan halang rintang. Dia usahakan rumah nan indah, membuatnya senyaman dan aman mungkin untuk terhindar dari kejam nya tangan-tangan nakal dan kerasnya alam.
Diambilnya daun kering,bekas tumbukan padi, rumput kering yang dianggap bakal bangunan yang kuat. Diambilnya satu persatu, dengan kekuatan yang tak seberapa. Bahkan resiko oleng dan menabrak benda keras sudah siap dihadapi tak jarang harus kembali jatuh dan jatuh. Dibawa nya ke puncak tertinggi, dipilihnya dahan yang kuat dan begitu aman dari luar.
Kembali lagi dia mengambil satu persatu.
“Heyy, burung sialan. Mengambil sembarangan!!” Ditambah lemparan keras kerikil besar, yang sempat membuat sayapnya terluka. Jatuhlah si ibu burung.
“Lihat-lihat ada burung, ayo kita kejar dan tangkap. Dia tak bisa terbang,, yeeee ayoo!!” Suara keras memperingatkan dirinya dan menghajar semangat hidupnya.
“Aku harus bangkit, aku tidak boleh lemah. Bagaimana anakku, dia belumlah datang di dunia.” Terbanglah si burung, lagi dan lagi menghindari 5-6 anak yang menghadangnya. Sakit dirasa, tak pernah terasakan demi calon anaknya. Satu persatu pun dibuatnya rumah, dianggapnya cukup nyamanlah baru di hentikan nya semua kegiatan beresiko itu.
Setelah selesai, dia keluarkan benih benih telur itu, bahkan dengan resiko sakit yang luarbiasa. Ya hanya bisa dia rasakan sendiri. Keluarlah bakal calon anaknya menjadi beberapa butir telur, yang dianggap semangat terbesar dalam hidup. Dirawatnya perbutir telur dengan baik, diberikannya kasih sayang tiada tara yang begitu sangat adil. Dipeluknya dengan erat, tanpa ada satupun tertinggal. Ditahannya segala rasa lapar dan haus sampai berada di titik puncaknya. Dengan sangat berat hati, ditinggalkan nya butir telur itu. Tak kuat hati dia terus berdoa sebelum pergi.
“Nak, ibu harus meninggalkankan mu sebentar saja. Ibu harus mencari makan agar ibu cukup kuat menemanimu. Ya Allah lindungilah calon anakku, hindarkan dia dari bahaya dunia.” Bahkan doa terbesar hanyalah untuk sang calon anaknya.
Terbanglah dia tinggi, mencari sesuap biji yang dianggapnya pengganjal perut. Didapatnya dengan usaha yang sangat keras, melawan puluhan rintang untuk dapatkan sebuah anugerah rasa kenyang. Kembalilah dia, senyum merekah membuatnya bersyukur tak terkira.
“Alhamdulillah, terimakasih ya Allah Engkau lindungi calon anakku hingga dia mendapat kesempatan hidup.”
Dengan bahagiannya dipeluknya butir butir telur itu, diberikannya kasih sayang luarbiasa. Dengan sabar ditunggunya butir telur menetas, hingga akhirnya tibalah suatu hari telurpun menetas. Terlihat bahagia yang sangat besar terpancar dari ibu burung, tak henti-hentinya bersyukur sambil dikasihi anaknya dengan lembut.
“Citt-ciiik-ciiik-ciiit” suara anak anaknya yang terdengar seperti mengucap ibu ibu ibu. Dengan bergegas si ibu, menemukan titik cerah semangat membara. 
“Tenanglah nak, aku tahu kalian lapar. Tunggulah disini, ibu secepat mungkin akan kembali.” Ditinggalkannya dengan berat hati, namun dibawanya harapan yang bersinar. Berusaha lagi dan lagi dia kuatkan dirinya, berharap semoga pulangnya membawa berkah makanan. Ditembusnya lagi segala rintang, dihadapinya tangan-tangan kejam tak berperikemanusiaan. Dihadapnya ribuan halang yang mencoba melemahkan hidup dan semangatnya. Tak gentar dan tak gentar, kata hebat yang bisa diberikan pada ibu burung. Terluka sakit tak kan berasa, demi sebuah harga sayang yang luarbiasa. Kembali lah ibu burung membawa berkah makanan, disuapkannya satu persatu untuk sang anak dengan lembut. Diberikannya sebuah harapan cahaya tulus ikhlas, agar anaknya mampu menembus luasnya dunia.
Dilakukannya itu lagi dan lagi, dengan sabarnya dia merawat tanpa takut akan resiko diri sendiri walaupun harus mati. Tetapi hidup anaknya adalah harga mati.
Tibalah disuatu saat, ketika sayap sang anak bertambah kuat, tubuh yang dirasa cukup besar dan tak lagi harus dituntun. Hingga saatnya si anak tak lagi ingin dirumah kecil itu, dia ingin terbang sangat tinggi, mencari jalan hidupnya sendiri, mencapai cita-citanya menerobos luasnya dunia. 
“Ibu, aku sudah tak nyaman dirumah kecil ini, bolehkah aku pergi menikmati indahnya kekuasaan Sang Kuasa? Aku ingin mengejar hidup yang luarbiasa ibu, dan aku ingin bebas mengangkasa.”
Dengan sangat berat sang ibu membalasnya.
“Tentu saja nak, kan kuijinkan kau pergi bebas. Kini saatnya lah engkau mengejar impianmu, tugas ibu sudah selesai. Doa ibu selalu bersamamu, bawa ajaran ibu dimanapun kalian hidup. Jadilah burung yang berguna untuk saudara dan anak-anakmu kelak.”
Dengan saling tangis melepas kepergian sang anak satu persatu.
“Terbanglah bebas dan setinggi mungkin nak, sampai jumpa di dunia yang sudah kau genggam sendiri. Hanya satu yang ibu akan takutkan nak, Akankah kamu kembali? Kerumah kecil dimana kamu menjadi besar, ditempat biasa hingga kau menemukan jalan luarbiasa. Tempat sederhana yang tak seberapa hingga kau menemukan impian megah yang sungguh beberapa. Dan akankah kamu kembali? Menengok ibu yang mungkin sudah renta? Kasih sayang ibu tak akan pernah terlepas begitu saja nak.”
Dibalasnya ucapan tulus ibu dengan sendu yang menemani ucapannya. Ditegapkannya hatinya dan dikuatkannya hingga dia benar benar siap melangkah.
“Terimakasih ibu atas doa dan restumu yang membuka jalanku, terimakasih atas kasih sayang tak terkira hingga luka tak begitu terasa hingga aku dewasa. InsyaAllah ibu, pasti kau tak akan pernah terlupa begitu hebatnya kau memberiku berjuta cahaya untuk hidup ke dunia. Aku akan kembali bu, dan pasti akan kembali. Doakan aku kembali dengam dunia yang ku genggam sendiri bu. Sampai jumpa ibu… Aku sangat menyayangimu❤
Tangispun saling melepas semuanya, hingga kebahagiaan terpancar tak terkira atas kasih tulus, yang Sang Maha Kuasa berikan.

Sungguh aku kembali tersendu sendiri, pelajaran luarbiasa yang harusnya memberikan gambaran kepada kita semua. MasyaAllah.
Iya InsyaAllah pasti, aku akan kembali💞. Aamiin

#tumblr2016

Be Sabr

Always Be Positive Person
Menilai manusia adalah sama aku juga.

Saturday, March 16, 2019

Nyatanya Perpisahan Pantas Ditunggu

Ketika kehilangan begitu nyata
Terkadang waktu memang dibuat berjalan seadanya, membuat setiap orang terkadang harus berjalan bahkan berlari untuk dapat mengejarnya. Tapi sampai kapanpun kejar-kejaran itu tak akan pernah kempud.
Hari ini, aku merindukan dua sosok laki-laki tangguh terhebat dalam hidupku. Waktu memang membuat pertemuan antara aku dengan beliau telah usai. Aku selalu memikirkan kenapa harus secepat ini? Apakah memang akhir dari perpisahan itulah yang sebenarnya ditunggu jauh dari cinta dan sayangnya sendiri.
Waktu itu aku ingat betul sosok yang pertama, ayahku. Beliau yang selalu menggendongku di pundak belakangnya, mengantarku kemanapun saja yang aku mau. Masa kanak-kanakku begitu indah bersama beliau. Aku yang selalu merengek minta ini dan itu dan beliau yang berjuang keras membayar keinginanku itu. Semua tampak begitu nyata dan menyenangkan. Bahkan yang paling sangat aku rindukan, ketika aku selalu diajak dan digendongnya pergi ke masjid untuk berjama'ah seberapa malaspun aku beliau tetap membawaku. Merayuku dengan manja dan iming-iming pulangnya nanti mampir jajan. Dengan bergegaspun ayahku selalu mengambil hatiku. Hingga saatnya hari itupun tiba tepat 29 Mei 2009 kisah kami usai. Ayahku dijemputNya untuk selama-lamanya dan tak lagi bersamaku. Betapa saat itu aku tak mengerti banyak akan itu. Aku yang masih duduk di kelas 3 sd tak tau apa-apa. Aku hanya menyaksikan itu semua, ketika hampir semua orang menangis sampai terlihat begitu rupa. Ibuku terutama, tangisnya pecah dan tak bisa terbendung lagi.
Ayah yang saat itu terlihat tersenyum bahagia saat dimandikan, membuat setiap orang yang ikut andil terharu melihatnya. Bau wangi yang semerbak bahkan tak hilang berhari-hari. Aku yang di hari selanjutnya pun terus mencari dimana ayah dimana ayah dan tak kutemui jawaban dalam fisik. Hanya ksta bahwa ayah pergi Nak.
Aku rindu Yah, ketika ayah yang selalu menuruti keinginanku, ayah yang selalu memaksaku mengingatNya demi kebaikan aku sendiri, aku rindu gendongan ayah .. untuk pertama kalinya kehilangan terperih itu begitu nyata.
Hingga akhirnya kehilangan nyata pun mengambil sosok terhebatku lagi, yaitu Pakdeku. Hingga akupun harus memahami setiap inchi luka itu sendiri. Tepat bulan februari 2019 sosok pengganti ayahku pun pergi, menemui Sang Kholiq. Betapa hancurnya aku disaat itu. Ketika mendapat kabar akupun tak bisa berbuat apapun, akupun tak ada daya untuk pulang. Tepat di 6 bulan perantauanku di Ibukota. Betapa terpukul aku saat itu, untuk terakhir kali saja aku tak ada daya untuk pulang.
Pakdeku adalah sosok hebat yang mengajariku terus berjuang, yang membuatku belajar menjadi kuat untuk menguatkan orang lain terutama ibuku sendiri. Betapa bertahun-tahun aku bersama beliau, beliau yang selalu membantu ibuku dan aku terdepan layaknya seorang ayahku.
Pakde adalah tempat terbaik ibu untuk mengadu setiap luka dan keluh kesahnya. Aku sangat berterima kasih sama Pakde untuk semuanya..
Pakdee aku rindu njenengan yang selalu menyuruh aku rajin, pakde yang selalu meneriaki ku untuk menyapu, mencuci piring dan menjaga semuanya tetap bersih. Aku rindu Pakde yang selalu menyuruhku membelikan ini itu dengan akhir uang sisanya adalah upah untuk uang jajanku berhari-hari. Aku rindu pakde yang selalu memimpin sholat berjamaah saat dirumah bersama bude dan mbak Nurul. Aku rindu Pakde yang begitu kuatnya bertahan melawan segala sakit untuk menunjukkan bahwa tegar itu memberi kekuatan orang lain. Aku rindu mengambil uang receh pakde untuk jajan ojek yang lewat di halaman rumah. Aku rindu Pakde yang berbicara terbahak hingga serius bersama Ibu dan bude. Aku rindu saat saat berbuka dan sahur waktu puasa bersama Pakde.
Bahkan untuk yang terakhir aku rindu Pakde disetiap lebaran ketika selalu mengambilkan makanan untukku dan adek saat ujung dan ketika besok tak kutemui pakde lagi. Aku kehilangan ayah dan Pakde. Sama sakitnya Buk e kehilangan suami dan kakaknya.
Semua berawal dari kebahagiaan hingga akhirnya kekekalan itu tak ada dan perpisahan begitu nyata. Aku rindu ayah, aku rindu pakde.
Semoga suatu saat Allah mengijinkan kita bertemu di ruang yang berbeda. Aamiin.
Dalam kerinduan yang terlampau nyata akan arti sebuah kehilangan. Jarak yang sampai kapanpun tak akan menemui titik temu kecuali kuasaNya.
Salam sayang dariku Ayah, Pakde❤️
#jakarta170319

Wednesday, March 13, 2019

Kembali

Kembali [ B a c k ]

Sejuta air menempel dikaca bening
Teringat mimpi datang hinggap diatas kening
Segelincir memori merajuk dalam hening
Kala bermain hujan di alunan padi mulai menguning

Secerca harap bocah penuh mimpi
Bagaikan otak begitu saja terterapi
Atas luasnya angan Penuh semangat berapi-api
Bagaikan laut tak pernah bertepi

Angankan semua mewah nan bermegah
Pengawal siap siaga di tempat kusinggah
Mimpi indah mengulum senyum manis merekah
Tertemani anak seusia bocah-bocah

Hahaha itu sangat lah lucu dulu
Membikin diri menjadi  serindu-rindu
Berani sekali bermimipi sejauh itu
Tegas sekali tanpa takut resiko akan sendu
Sungguh bocah! tak mengerti alotnya hidup

Sudah-sudah kembalikan diri kendalikan hati
Hidup hanya sebatas titipan Sang Illahi
Dulu memang belum cukup mengerti, tak perlu menghakimi
Sekarang waktunya memperbaiki -mimpi sejati-
Ingat saja ini!
Hanya Dia sebaik-baik tempat kembali
Sang Maha Pencipta langit dan bumi
Buatlah hidup mumpuni, untuk mengejar Surga-Nya janji sejati.
Yang tak pernah ingkar seperti gemerlap duniawi.
.
.
Olehku : Dewi Yuliana (04-12-16)
#Buliraninstagram
Ingat sekali saat itu dirumah, aku tergugah untuk membuatnya karena selesai membaca karya sajak seseorang yang cukup aku kagumi. Saat itu aku jadi tidak makan, ibuku marah-marah berjam-j am aku menyentuh buku dan hp. Dikira aku main-main dan aku hanya bilang "nembe garap tugas ibu". Dan jadilah sajak ini, maafkan aku ibuu..

Angkasa Bagiku

Dalam suatu hari setiap hari ..

Ketika aku masih dapat melihat angkasa, awan-awan putih yang menggumpal, langit yang biru menenangkan, dan keramahan setiap orang yang memancar. Mimpiku akan terus kubawa mengudara bersama mereka diatas sana. Setiap hal akan terus kuyakini menjadi mimpi yang akan terajut dan terwujud

Setiap perjalanan memang tak ada yang mudah apalagi semakin menyenangkan. Rasa-rasanya itu hanya ada di drama yang dibuat sutradara untuk film cerita pendek. Tapi apa yang akan dihadapi di depan nanti  itulah kenyataanya, dan ya memang itu yang seharusnya disebut hidupku, hidupmu dan hidup setiap orang.

Perjalanan tak akan pernah didapati arti kalo hidup tak menguasai diri. Aku selalu belajar bagaimana setiap orang menguasai dirinya untuk setiap hidup yang mereka jalani. Dan hasil akhirnya pun tak akan jauh berbeda, "selama terpegang oleh siapapun iman, dimanapun kapanpun dan bagaimanapun dia akan tetap kokoh jiwa dan raganya." Itulah yang sampai kapanpun aku ingin menjaganya, bersama Allah dimanapun InsyaaAllah kita akan siap.

Terkadang sebagai manusia hal-hal seperti mengeluh, lelah dan merasa menderita pasti pernah dirasakan siapapun bahkan tak lain diriku sendiri. "Kok jalannya begini amat" Begitulah kesan apa yang terlihat justru mendorong mengeluh daripada apa yang dirasai sendiri. Sensitifitas untuk melihat jauh lebih mendorong seseorang melawan perasaan sendiri. Entah apa maksudnya akupun tak paham. wkwk

Putus asa memang selalu menjadi kata yang tepat untuk gambaran situasi lelah tetapi pilihan sabar dan kuat jauh lebih tepat menjadi kata positif yang menggembok jiwa raga seketika.

Untuk siapapun kamu yang kelak membaca ini, jangan pernah putus asa. Kamu selalu punya rumah untukmu kembali dimanapun, yaitu Rabbmu Allah SWT. Jangan pernah takut untuk mengadu, karena Allah lebih tau jalanmu. Semangaaaat!!!!!!!!

#Instagram