Sekumpulan tulisan-tulisan sederhana dalam coretan buku, curahan twitter, instagram, facebook dan platform lain yang sempat tertinggal dan berusaha dikumpulkan. Untuknya meramu ingatan.
Thursday, April 18, 2019
Embuh
Siang ini panas, kering
Seperti jiwa masing-masing
Dalam waktu yang semakin kesini
Diam dan banyak berkata
Tanpa berpikir bagaimana bertindak
Semuanya berlaku seperti hakim
Benar salah milik perorangan
Kelamaan bagaimana?
Egoisme adalah kemenangan
Yang tidak sama adalah salah
Kok seperti itu?
Nanti bisa-bisa semua berlaku benar
Mudah menghakimi
Tanpa mau mengerti
Semua bisa jadi penjahat
Mencuri apa saja bisa
Kalo ketahuan, cukup bilang benar
Dan cukup semua selesai
Akhir akhir pun pasti
Begitulah tersebut benar.
Jakarta, 18042019
Wednesday, March 27, 2019
Kebaikan Itu Ada Dimana-mana
Kata-kata itu yang tanpa sengaja menjadi noted untuk diri saya sendiri, bahwasanya dimanapun Alhamdulillah Allah selalu mempertemukan saya dengan orang-orang yang luarbiasa baik.
Perjalanan yang begitu panjang, memaksa saya atau bahkan setiap orang tentu harus terus berjalan juga. Karena waktu pastinya nggak akan pernah mau menunggu kita untuk sekedar istirahat bahkan hanya 5 menit saja.
Dari setiap perjalanan saya berusaha memahami banyak hal bahwasanya benar apa yang dikatakan Ghea sahabat saya
"Manusia sebagaimana kita memandang."
Ingat saja bahwa kebaikan itu ada dan tak pernah hilang.
Sunday, March 24, 2019
Terbanglah Tinggi, Nak. Akankah Kamu Kembali?
Saturday, March 16, 2019
Nyatanya Perpisahan Pantas Ditunggu
Aku rindu Yah, ketika ayah yang selalu menuruti keinginanku, ayah yang selalu memaksaku mengingatNya demi kebaikan aku sendiri, aku rindu gendongan ayah .. untuk pertama kalinya kehilangan terperih itu begitu nyata.
Pakdeku adalah sosok hebat yang mengajariku terus berjuang, yang membuatku belajar menjadi kuat untuk menguatkan orang lain terutama ibuku sendiri. Betapa bertahun-tahun aku bersama beliau, beliau yang selalu membantu ibuku dan aku terdepan layaknya seorang ayahku.
Pakde adalah tempat terbaik ibu untuk mengadu setiap luka dan keluh kesahnya. Aku sangat berterima kasih sama Pakde untuk semuanya..
Pakdee aku rindu njenengan yang selalu menyuruh aku rajin, pakde yang selalu meneriaki ku untuk menyapu, mencuci piring dan menjaga semuanya tetap bersih. Aku rindu Pakde yang selalu menyuruhku membelikan ini itu dengan akhir uang sisanya adalah upah untuk uang jajanku berhari-hari. Aku rindu pakde yang selalu memimpin sholat berjamaah saat dirumah bersama bude dan mbak Nurul. Aku rindu Pakde yang begitu kuatnya bertahan melawan segala sakit untuk menunjukkan bahwa tegar itu memberi kekuatan orang lain. Aku rindu mengambil uang receh pakde untuk jajan ojek yang lewat di halaman rumah. Aku rindu Pakde yang berbicara terbahak hingga serius bersama Ibu dan bude. Aku rindu saat saat berbuka dan sahur waktu puasa bersama Pakde.
Bahkan untuk yang terakhir aku rindu Pakde disetiap lebaran ketika selalu mengambilkan makanan untukku dan adek saat ujung dan ketika besok tak kutemui pakde lagi. Aku kehilangan ayah dan Pakde. Sama sakitnya Buk e kehilangan suami dan kakaknya.
Semoga suatu saat Allah mengijinkan kita bertemu di ruang yang berbeda. Aamiin.
Wednesday, March 13, 2019
Kembali
Kembali [ B a c k ]
Sejuta air menempel dikaca bening
Teringat mimpi datang hinggap diatas kening
Segelincir memori merajuk dalam hening
Kala bermain hujan di alunan padi mulai menguning
Secerca harap bocah penuh mimpi
Bagaikan otak begitu saja terterapi
Atas luasnya angan Penuh semangat berapi-api
Bagaikan laut tak pernah bertepi
Angankan semua mewah nan bermegah
Pengawal siap siaga di tempat kusinggah
Mimpi indah mengulum senyum manis merekah
Tertemani anak seusia bocah-bocah
Hahaha itu sangat lah lucu dulu
Membikin diri menjadi serindu-rindu
Berani sekali bermimipi sejauh itu
Tegas sekali tanpa takut resiko akan sendu
Sungguh bocah! tak mengerti alotnya hidup
Sudah-sudah kembalikan diri kendalikan hati
Hidup hanya sebatas titipan Sang Illahi
Dulu memang belum cukup mengerti, tak perlu menghakimi
Sekarang waktunya memperbaiki -mimpi sejati-
Ingat saja ini!
Hanya Dia sebaik-baik tempat kembali
Sang Maha Pencipta langit dan bumi
Buatlah hidup mumpuni, untuk mengejar Surga-Nya janji sejati.
Yang tak pernah ingkar seperti gemerlap duniawi.
.
.
Olehku : Dewi Yuliana (04-12-16)
#Buliraninstagram
Ingat sekali saat itu dirumah, aku tergugah untuk membuatnya karena selesai membaca karya sajak seseorang yang cukup aku kagumi. Saat itu aku jadi tidak makan, ibuku marah-marah berjam-j am aku menyentuh buku dan hp. Dikira aku main-main dan aku hanya bilang "nembe garap tugas ibu". Dan jadilah sajak ini, maafkan aku ibuu..
Angkasa Bagiku
Ketika aku masih dapat melihat angkasa, awan-awan putih yang menggumpal, langit yang biru menenangkan, dan keramahan setiap orang yang memancar. Mimpiku akan terus kubawa mengudara bersama mereka diatas sana. Setiap hal akan terus kuyakini menjadi mimpi yang akan terajut dan terwujud
Setiap perjalanan memang tak ada yang mudah apalagi semakin menyenangkan. Rasa-rasanya itu hanya ada di drama yang dibuat sutradara untuk film cerita pendek. Tapi apa yang akan dihadapi di depan nanti itulah kenyataanya, dan ya memang itu yang seharusnya disebut hidupku, hidupmu dan hidup setiap orang.
Perjalanan tak akan pernah didapati arti kalo hidup tak menguasai diri. Aku selalu belajar bagaimana setiap orang menguasai dirinya untuk setiap hidup yang mereka jalani. Dan hasil akhirnya pun tak akan jauh berbeda, "selama terpegang oleh siapapun iman, dimanapun kapanpun dan bagaimanapun dia akan tetap kokoh jiwa dan raganya." Itulah yang sampai kapanpun aku ingin menjaganya, bersama Allah dimanapun InsyaaAllah kita akan siap.
Terkadang sebagai manusia hal-hal seperti mengeluh, lelah dan merasa menderita pasti pernah dirasakan siapapun bahkan tak lain diriku sendiri. "Kok jalannya begini amat" Begitulah kesan apa yang terlihat justru mendorong mengeluh daripada apa yang dirasai sendiri. Sensitifitas untuk melihat jauh lebih mendorong seseorang melawan perasaan sendiri. Entah apa maksudnya akupun tak paham. wkwk
Putus asa memang selalu menjadi kata yang tepat untuk gambaran situasi lelah tetapi pilihan sabar dan kuat jauh lebih tepat menjadi kata positif yang menggembok jiwa raga seketika.
Untuk siapapun kamu yang kelak membaca ini, jangan pernah putus asa. Kamu selalu punya rumah untukmu kembali dimanapun, yaitu Rabbmu Allah SWT. Jangan pernah takut untuk mengadu, karena Allah lebih tau jalanmu. Semangaaaat!!!!!!!!




